Penalaran
Deduktif
Penalaran
deduktif adalah satu dari dua macam jenis penalaran. Secara umum penalaran
deduktif dapat dikatakan sebagai cara berfikir dari yang umum menjadi khusus
atau dapat juga dikatakan suatu
penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus. Kesimpulan deduktif
dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan
kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju
kepada hal-hal yang kongkrit.
Perbedaan
antara penalaran deduktif dan induktif dapat disimpulkan dari dinamika deduktif
tengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau
kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru
sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini
sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat
berlaku secara umum. Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum
untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran
induktif menguji informasi yang spesifik yang mungkin berupa banyak potongan
informasi yang spesifik untuk menarik suatu kesimpulan umum.
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan)
dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Macam-macam silogisme:
1. Silogisme Kategorial
Silogisme
kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan
premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di
antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
2. Silogisme Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
3. Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
4. Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
5. Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis
mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat
kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut
oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan
premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua
macam yaitu:
- Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme
disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif
kontradiktif.
- Silogisme disjungtif dalam arti luas
Silogisme
disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar