Latar Belakang Masalah
Latar
Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan
fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi
saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi.
Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah
saat menajdi perhatian banyak orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di
masyarakat.
Latar
belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian
ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan
untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.
Latar
belakang penelitian berisi
:
§ Alasana rasional dan esensial yang
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta,
data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya.
§ Gejala-gejala kesenjangan yang
terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana
penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti.
§ Kompleksitas masalah jika masalah
itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat,
mengganggu bahkan mengancam.
§ Pendekatan untuk mengatasi masalah
dari sisi kebijakan dan teoritis
§ Penjelasan singkat tentang kedudukan
atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang
ditekuni peneliti.
Cara
membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :
§ Pada bagian awal latar belakang
adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid
terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai
mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di
teliti.
§ Pada bagian tengah unkapkan fakta,
fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan
efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan
penelitian terdahulu.
§ Bagian akhir di isi dengan
alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya
munculah judul.
PERUMUSAN
DAN PEMBATASAN MASALAH
Setelah
ditemukan apa yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan masalah.
Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus
masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi
atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah.
1)
Substansi/isi masalah: harus berbobot dan orisinil. Berbobot artinya mempunyai
nilai kegunaan walaupun tidak ada kriteria yang jelas, tetapi setidak-tidaknya
dapat didekati dengan melihat kemanfaatan atau kegunaannya pada tiga hal yaitu
apakah terjawabnya permasalahan, penelitian akan mempunyai nilai kegunaan
teoritik, metodologi dan aplikatif. Orisinil artinya belum terjawab oleh teori
maupun penelitian yang pernah dilakukan. Bila penelitian itu merupakan
penelitian ‘replikasi’ dari penelitian yang sama tetapi dilakukan di tempat
lain orisinilitas tetap ada karena menyangkut daerah tempat dilakukannya
penelitian yang berbeda.
2)
Formulasi rumusan masalah: ada 2 hal penting yang harus diperhatikan yaitu:
pertama rumusan masalah hendaknya diajukan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang
mengandung setengah jawaban, diajukan dengan jelas, tajam dan akurat menyangkut
inti masalah yang dikehendaki. Kedua rumusan yang dibuat mempermasalahkan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
3)
Teknis: dalam hal ini perlu diperhatiakan kelayakan penelitian artinya apakah
permasalahan yang telah dirumuskan dapat dijawab secara empirik dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Tujuan Penelitian
Bagian ini
mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan
penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kerah
mana, atau data (informasi) apa yang akan dicapai melalui penelitian itu.
Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat
diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Misal :
§ Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan
ibu-ibu hamil di kecamatan “X” selama kehamilan.
§ Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi
pemeriksaan kehamilan dengan BBLR
Tujuan
penelitian dapat dibagi menjadi :
a. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara
keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan
tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik. Bila semua tujuan khusus
tercapai, maka tujuan umum penelitian juga terpenuhi. Kata-kata operasional
dalam tujuan khusus adalah : mengukur, mengidentifikasi, menganalisa,
membandingkan, menilai, mengetahui, dll.
Contoh :
Tujuan
umum :
Mengetahui hubungan antara
kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan dengan terjadinya diare di
wilayah Kota Samarinda.
Tujuan Khusus :
§ Mengetahui jenis sarana air bersih
yang digunakan oleh masyarakat kota Samarinda
§ Mengetahui kondisi/kualitas
fisik sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat Samarinda
§ Mengetahui hubungan antara
kualitas fisik sarana air bersih dengan kualitas air yang digunakan oleh
masyarakat Samarinda.
§ Mengetahui hubungan antara
kualitas fisik sarana air bersih dengan kejadian diare masyarakat Samarinda
Apabila tujuan umum
suatu penelitian sudah spesifik maka tidak perlu diuraikan kedalam tujuan
khusus, maka tidak perlu adanya tujuan umum dan tujuan khusus, cukup dibuat
“tujuan penelitian” saja. Teknik
penulisan tujuan dirumuskan dengan kalimat pasif karena tujuan merupakan
pernyataan kondisi yang akan dicapai.
Manfaat Penelitian
Bagian ini
berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan
penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan
oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni
(IPTEKS).
Contoh :
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan
masukan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyakit diare
khususnya di wilayah kota Samarinda
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya dibidang sanitasi
lingkungan.
Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian
hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah
teruji kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk hipotesis yaitu:
1. Hipotesis
Penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian
& landasan teori yang telah dipilih
a.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat
pernyataan
b.
Tanpa kata diduga
c.
Sudah mengarah (bagaimana bentuk
perbedaan atau hubungan yang dipermasalahkan)
d.
Banyaknya sesuai dengan kerangka
berpikir dan rumusan masalah
2. Hipotesis
Statistik; dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika ]
a.
H0: hipotesis nol (null hypothesis);
hypothesis of no difference (tanda=)
H1: hipotesis alternatif; lawan H0
(tanda≠, > atau <)
b. Untuk
uji perbedaan
1)
frekuensi;
H0 : ƒ0 = ƒe
H1 :
ƒ0 ≠ƒe
2) mean;
H0 :
µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
3) varians;
H0 : ơ21 = ơ22
H1 : ơ21 ≠ ơ22
Untuk uji hubungan
1)
Sederhana
H0 : ρxy = 0
H1 : ρxy ≠ 0
2)
Multipel
H0 : ρy.12 = 0
H1 : ρy.12 > 0
3)
Kasual
H0 : ρij
≤ 0,05
H1 : ρij > 0,05
Kajian
Pustaka
Kajian
pustaka dan kerangka teori merupakan kerangka acuhan yang disusun berdasarkan
kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan
gagasan dan mendasari usulan penelitian tindakan kelas. Dasar-dasar usulan
penelitian tindakan kelas tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil
penelitian terdahulu yang terkait dan mendukung pilihan tindakan untuk
mengatasi permasalahan penelitian tindakan kelas. Ary (1983 ) mengatakan bahwa
sangat penting bagi peneliti untuk mencari hasil penelitian terdahulu yang
cocok dengan bidang yang diteliti sebagai dasar pendukung pilihan.
Dalam
pembahasan kajian pustaka dan kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuhan
komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai
landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian dalam kajian pustaka
diharapkan menjadi landasan teoritik mengapa masalah yang dihadapi dalam
penelitian tindakan kelas perlu dipecahkan dengan strategi yang dipilih. Kajian
teoritik mengenai prosedur yang akan dipakai dalam pengembangan juga
dikemukakan.
Kajian
pustaka dan kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran
tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah
pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif
sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris
yang kuat. (UM, 2005). Fungsi dari kajian pustaka yaitu:
1. Mengetahui sejarah masalah
penelitian,
2. Membantu memilih prosedur
penyelesaiaan masalah penelitian,
3. Memahami latar belakang teori
masalah penelitian,
4. Mengetahui manfaat penelitian
sebelumnya,
5. Menghindari terjadinya duplikasi
penelitian,
6. Memberikan pembenaran alasan
pemilihan masalah penelitian.
Pembuatan kajian pustaka sebaiknya
mengikuti langkah awal, sebagai berikut :
1. Mencari informasi ke perpustakaan atau
internet.
2. Menyiapkan butir-butir yang perlu
dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi kelengkapan sumber informasi,
kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi dari internet, dan
sebagainya.
3. Menyiapkan kartu atau buku untuk
mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Menyiapkan sistematika pengumpulan
informasi.
Metodologi Penelitian
Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah
data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang
diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau
juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder
misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan
data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang
digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai
dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data
primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan
teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu
cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara,
pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa
alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka /
tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik
pengumpulan data yang biasa digunakan adalah:
1.
Angket
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah,
teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya
cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.
2.
Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data
yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi,
kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden
yang tidak terlalu besar.
3.
Wawancara
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel
besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik
wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa
informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas,
yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang
akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang
ingin digali dari responden.
Metode Analisis Data
Metode
analisis data ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan
metode analisis kualitatif (Silalahi, 2006:304). Analisis kuantitatif ini
menggunakan data statistik dan dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis
kualitatif ini digunakan untuk data kualitatif yang data yang digunakannya
adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara
saksama (Silalahi, 2006:305).
Metode
kuantitatif ini menggunakan statistik sebagai alat analisis datanya (Silalahi,
2006:305) Statistik ini diartikan sebagai metode pengetahuan yang berhubungan
dengan cara-cara penafsiran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data
yang telah diperoleh sebelumnya melalui observasi dan penganalisaan yang
dilakukan melalui aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama
dari statistik adalah memanipulasikan dan meringkaskan data yang berupa angka
serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan kebetulan-kebetulan yang telah
diperkirakan. Analisis data kuantitatif dan statistik ini mampu
memperlihatkan hasil-hasil pengukuran yang cermat karena perhitungannya yang
matematis. Namun kemudian hal ini tidak berarti bahwa kecermatan tersebut
merupakan jaminan dalam keabsahannya atau validitasnya.
Dalam
statistik ini terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat
dipilah-pilah berdasarkan tujuan penelitiannya (Silalahi, 2006:306). Jika
penelitiannya bertujuan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan suatu
fenomena berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif sehingga tabel yang nantinya disusun hanyalah memuat
satu variabel pengamatan saja. Sementara itu, jika penelitiannya bertujuan agar
dapat mengetahui hubungan antara dua fenomena baik asosiasi sejajar ataupn
hubungan kausal maka bentuk analisis datanya adalah analisis korelasional dan
tabel yang digunakan ini akan memuat dua atau lebih variabel pengamatan yang
disusun dalam satu tabel yang juga disebut sebagai tabel silang.
Kemudian,
pilihan penggunaan uji statistik ini ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe
hipotesis dan tingkat data (Silalahi, 2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan
penelitiannya, pilihan metode statistik yang digunakan dapat untuk tujuan
deskripsi dan inferensi. Lalu, jika berdasarkan tingkat data, yakni data bisa
saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau rasio; atau kualitatif dan
kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah berdasarkan tipe hipotesis,
dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan antara sampal maupun antara
variabel dan hipotesis asosiasi antara variabel. Tiap-tiap tipe hipotesis ini
menggunakan uji statistik tertentu.
Analisis
dalam statistik ini terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik deskriptif adalah
prosedur-prosedur dalam mengorganisasikan dan menyajikan informasi dalam bentuk
yang dapat digunakan dan dapat lebih dimengerti. Statistik deskriptif ini
digunakan ketika penelitian itu bertujuan untuk memaparkan data hasil
penelitian. Dalam metode kuantitatif ini, data yang sudah tersusun dalam tabel
adalah dasar dalam analisis deskriptif. Berikutnya adalah statistik inferensial
yang merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
derajat hubungan ataupun perbedaan antara dua variabel (Silalahi, 2006:309).
Statistik inferensial ini digunakan ketika penelitian bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara variabel ataupun menguji hipotesis aosiasi (Silalahi,
2006:308). Terdapat dua pilihan dalam penggunaan statistik inferensial yaitu
analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik (Silalahi,
2006:309). Statistik parametrik ini digunakan apabila sampel ditarik secara
acak dan data tersebar secara normal dan data hasil pengukurannya adalah
interval, sementara statistik nonparametrik digunakan ketika sebaran datanya
bersifat normal meskipun sampelnya ditarik secara acak dan data original nya
diperoleh melalui pengukuran nominal ataupun ordinal demi mendapatkan
kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).
Selain
metode analisis kuantitatif, terdapat pula metode analisis kualitatif. Analisis
data kualitatif ini dilakukan apabila data empiris yang digunakan adalah data
kualitatif yang berupa kata-kata dan tidak dapat dikategorisasikan (Silalahi,
2006:311). Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2006:311), kegiatan
analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis
yang digunakan dalam rangka untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sehingga nantinya
kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi (Silalahi, 2006:312).
Selanjutnya
dalam analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana ini berarti sebagai
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312).
Penyajian data kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks,
grafik, jaringan dan bagan, sehingga kemudian penganalisis dapat melihat apa
yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan
sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan
yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur kegiatan yang ketiga dalam analisis data
kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Menarik suatu kesimpulan
ini dilakukan oleh peneliti melalui data-data yang terkumpul dan kemudian
kesimpulan tersebut akan diverifikasi atau diuji kebenarannya dan validitasnya
(Silalahi, 2006:313).
Selain
metode-metode yang telah diutarakan diatas, menurut Blaxter, Hughes &
Tight, terdapat lima teknik mengelola data (2001:308-309). Pertama adalah
pemberian kode dimana proses memberikan kode pada data ini dapat bermanfaat
dalam menyederhanakan dan menstandarkan data. Kedua adalah pemberian anotasi
yang berarti pengubahan bahan-bahan tertulis dengan menambahkan catatan atau
komentar, ketiga adalah pemberian label yang biasanya dilakukan pada pernyataan
dengan kata-kata yang signifikan. Keempat adalah seleksi yang merupakan proses
memilih item-item yang menarik yang dapat mewakili argumentasi peneliti.
Terakhir adalah rangkuman yang merupakan ringkasan dari keseluruhan data
Sumber:
http://ucanseeme-dhelya.blogspot.com/2013/06/proposal.html
http://noorfuadi.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-tujuan-manfaat-penelitian.html
www.menulisproposalpenelitian.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar