Dalam Etika Bisnis terdapat dua kata yaitu etika dan bisnis.
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu kata ethos yang berarti
adat istiadat. Etika dapat dibagi kedalam dua jenis penjelasan yaitu
etika secara praksis dan secara refleksi. Etika sebagai praksis sama artinya
dengan moral atau moralitas. Jadi menyangkut apa yang pantas dan tidak pantas
untuk dilakukan. Sedangkan etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Jadi
dapat simpulkan bahwa etika bisnis adalah segala sesuatu yang pantas atau tidak
pantas dilakukan didalam dunia bisnis.
Etika Bisnis mempunyai
beberapa teori yaitu sebagai berikut ini
a. Teori Deontologi
Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani , “Deon“
berarti tugas dan “logos” berartipengetahuan. Sehingga Etika Deontologi
menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu
baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari
tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik
pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral
karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindkan
itu. Contoh : jika seseorang diberi tugas dan melaksanakanny sesuai dengan
tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan
tugas.
Ada tiga
prinsip yg harus dipenuhi :
1. Supaya tindakan punya nilai moral,
tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban
2. Nilai moral dari tindakan ini tidak
tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada
kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti
kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik
3. Sebagai konsekuensi dari kedua
prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal
b. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi,
karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang
logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
c. Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah
suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara
moral.
Contoh keutamaan :
- Kebijaksanaan
- Keadilan
- Suka bekerja keras
- Hidup yang baik
d. Teori Etika Teleologi
Teleologi
berasal dari kata Yunani, telos = tujuan. Mengukur baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran
etika teleologi :
Egoisme
Etis
Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Satu-satunya
tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan
memajukan dirinya.Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung
menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
Utilitarianisme
Berasal
dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori
ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis,
karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme
bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan
debet dalam konteks bisnis
Utilitarianisme,
dibedakan menjadi dua macam :
- Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
- Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
Sumber:
Buku Pengantar Etika
Bisnis, Penulis Prof. Dr. Kees Bertens, MSC.
http://yuumenulis.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar