Buku
adalah jendela dunia. Itulah salah satu pepatah yang sering kita dengar. Buku
biasanya diproduksi oleh penerbit. Baru baru ini sering terjadi adanya “pelajaran”
yang tidak pantas untuk anak anak. Seperti yang terjadi di beberapa daerah baru
baru ini dimana bisa beredar LKS atau lembar kerja siswa yang tidak sesuai
untuk anak anak pelajar. Dalam hal ini ada kesalahan pada proses produksi
dimana bisa terdapat pelajaran yang tidak layak diberikan pada siswa. Beberapa
contih diantaranya adalah kasus yang terjadi pada CV Binar (nama samaran) yaitu
LKS terbitannya terdapat foto bintang porno Jepang Miyabi walaupun tidak dalam
pose terbuka namun adanya foto atau gambar bintang film asal Jepang tersebut
dapat memperkenalkan sosok tersebut terhadap anak-anak. Ironisnya sang penulis
tidak mengetahui bahwa yang ada dalam lembar LKS tersebut adalah bintang film
porno asal Jepang. Bagaimana bisa seorang penulis tidak mengetahui apa yang ia
kerjakan dan menyuguhkan pekerjaannya tanpa ada tanggung jawab bahwa LKS
tersebut memang layak untuk dipelajari. Ada lagi kasus dimana terdapat sebuah
cerita mengenai istri simpanan di sebuah lembar kerja siswa. Hal ini
menambahkan bukti bahwa pihak pihak yang seharusnya bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak-anak tidak bekerja secara maksimal terbukti dari banyaknya
kasus yang beretika di dunia pendidikan.
Ketua
YLKI, Sudaryatmo, menjelaskan peluang tersebut terbuka jika bahan ajar itu
ternyata lepas dari persetujuan dewan sekolah.
"Bisa
jadi adanya konspirasi antara sekolah dengan penerbit jika tidak
disetujui," ungkap Sudaryatmo saat dihubungi, Lazimnya, tutur Sudaryatmo, semua materi bahan
ajar harus mendapat penyaringan lewat persetujuan dari dewan sekolah. Untuk
itu, jika tidak lolos persetujuan tetapi bahan ajar tersebut masih bisa
disalurkan, maka indikasi tersebut bisa terjadi. Sebuah
buku yang merupakan sumber Ilmu Pengetahuan justru menyelipkan hal hal yang
tidak seharusnya diketahui oleh anak-anak. Padahal pemilihan LKS biasanya
ditentukan dengan kerja sama pihak sekolah dan penerbit, seharusnya dapat
ditinjau lebih dahulu bagaimana kualitas dari LKS tersebut sehingga bisa
memberikan informasi dan pengetahuan bagi anak-anak tidak hanya mementingkan
keuntungan satu atau beberapa pihak. Masa depan pendidikan anak anak Indonesia
harus mendapat dukungan dari berbagai pihak agar pendidikan anak-anak Indonesia
menjadi lebih maju. Termasuk para penerbit dan penulis buku serta pihak sekolah
dan orang tua dimana mereka punya tanggung jawab yang lebih terhadap pendidikan
anak-anak Indonesia dengan memberikan pendidikan yang terbaik.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar