Apa itu sikap? Dan apa yang dimaksud dengan perilaku?
Tentunya kita sudah sering mendengar dan megucapkan dua kata tersebut tapi
tahukah Anda arti sesungguhnya dari dua kata tersebut? Dua kata tersebut memang
terdengar hampir mirip. Seperti yang dikatakan oleh ahli psikologi W.J Thomas
(dalam Ahmadi, 1999), yang memberikan batasan sikap sebagai tingkatan
kecenderungan yang bersifat positif maupun negatif, yang berhubungan dengan
obyek psikologi. Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi
sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau
secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah
pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap
obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada
sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa,
pandangan, lembaga, norma dan lain-lain. Jadi secara umum dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak
atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi
obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga
memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap
obyek atau situasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap dari seseorang
diantaranya:
·
Pengalaman pribadi.
Untuk
dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih
lama berbekas.
·
Kebudayaan.
B.F.
Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk
kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain
daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement
(penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk
sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
·
Orang lain yang dianggap penting.
Pada
umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang
dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
·
Media massa.
Sebagai
sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi
tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan
dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
·
Institusi Pendidikan dan Agama.
Sebagai
suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam
pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara
sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan
dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
·
Faktor emosi dalam diri.
Tidak semua bentuk
sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang.
Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi
yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu
begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih
persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh
faktor emosional adalah prasangka.
Perilaku tidak dapat
lepas dari hubungannya dengan sikap. Seperti yang dikemukakan Saifudin tahun
2003 Sikap juga selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam batas
kejiwaan dan kenormalan yang merupakanrespon atau reaksi terhadap stimulus dari
lingkungan. Dalam hal ini sikap tidak dapat terlepas dari perilaku,
artinya dimana seseorang bersikap menolak suatuobjek ia akan cenderung untuk
menghindari objek tersebut atau bahkan sebaliknya.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
·
Genetika
Genetika
adalah cabang biologi
yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme
maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika
adalah ilmu tentang gen
dan segala aspeknya
·
Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau
peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu
·
Kontrol perilaku pribadi
Kontrol
perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan
suatu perilaku.
·
Norma Sosial
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma menyangkut
perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi
sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat
bersifat memaksa individu atau suatu kelompok
agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya,
norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Dapat disimpulkan bahwa sikap termasuk bagian dari perilaku
karena sikap mempengaruhi seseornag dalam berperilaku dan setiap individu
mempunyai sikap dan perilakunya sendiri dalam menjalankan kehidupannya terutama
jika dilihat dari kegiatan ekonomi seperti pembelian dan konsumsi.
Sumber :
http://janjanne.blogspot.com/2012/11/mempengaruhi-sikap-dan-perilaku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar